Tuesday, April 6, 2010

Little Love Story, Chapter 3, Part 1, Avaron's Past

Beberapa hari berlalu di Oozora Gakuen, lebih tepatnya seminggu kemudian setelah kejadian yang dialami Avaron hari Jum'at lalu, pertemuannya dengan Kaze Fujisaki, teman sekelasnya, dan juga rencana yang agak licik dari teman kembarnya yang pada akhirnya ia mendapatkan kontak Kaze Fujisaki dengan wajah yang memerah padam karena perbuatan kedua temannya itu.

Tapi sepertinya Avaron tidak pernah berbicara dengan Kaze walaupun mereka sekelas dan Avaron menyimpan kontak Kaze di handphonenya. Sepertinya ia terlalu malu untuk berbicara dengannya, secara ia menjadi ingat dengan kejadian itukalau melihat wajah Kaze dan mukanya menjadi merah, walaupun bukan merah padam saat melihat Kaze.

Oozora Gakuen, tepatnya pada saat pelajaran terakhir di kelas 1-B. Avaron kembali telat masuk ke kelas untuk mengikuti pelajaran terakhir di hari itu. Tapi kali ini berjalan tanpa semangat menuju kelasnya karena niatnya untuk membolos muncul kembali, dan sepertinya niatnya kali ini lebih kuat dari yang sebelumnya.

Apa aku membolos saja ya...? Avaron menghela nafas. Tapi kalau aku membolos.. Sepertinya nanti aku akan mendapat hukuman... Avaron mulai ragu, ingi mengikuti keinginannya untuk membolos atau tetap masuk gar tidak mendapat hukuman.

Hampir sampai ke kelas, ia melihat orang yangsepertinya familiar, anak laki-laki berambut hitam di depan pintu kelasnya. Avaron berjalan mendekati anak itu, merasa pernah melihatnya di suatu tempat, tanpa pikir panjang ia bertanya ke arah anak itu secara tiba-tiba, "Ano... Sedang apa...?"

Secara langsung anak laki-laki itu kaget, berbalik dan dengan segera membungkam mulut Avaron dengan tangannya, membuat Avaron hampir tidak bisa bernafas dan juga membuat wajahnya memerah karena wajah anak laki-laki itu yang ternyata adalah Kaze Fujisaki terlihat oleh Avaron.

Kaze melihat ke sekeliling, sepertinya ia cemas akan sesuatu. Setelah melihat ke sekeliling ia seperti merasa lega, Untung saja tidak ada yang melihat. Sepertinya ia hampir lupa dengan Avaron.

Sementara itu Avaron diam saja, mencoba untuk tenang, sampai Kaze sadar kalau ia masih membungkam mulut Avaron dengan tangannya. Dengan cepat Kaze melepaskan Avaron, "M-maaf." Ucapnya.

Avaron hanya diam untuk beberapa saat, mencoba mengatur nafasnya, kemudian ia melihat ke arah Kaze, "Ya... Tidak apa-apa." Ucapnya dengan senyum, masih mencoba untuk mengatur nafasnya. "Sedang apa di depan pintu kelas?"

Mendengar Avaron bertanya seperti itu, Kaze langsung menutup mulut Avaron kembali, dengan tangannya, "Jangan bicara kencang-kencang... Nanti ketahuan..." Ucapnya berbisik. Avaron hanya bisa mengangguk untuk membalas ucapan Kaze, dan pada akhirnya Kaze melepaskan Avarn, membuat Avaron mencoba untuk mengatur nafasnya lagi. "Maaf..." Ucap Kaze dengan pelan.

"Ya... Tidak apa-apa.." Balas Avaron yang menjadi sweatdrop. "Lalu... Kau sedang apa? Berniat untuk membolos?" Avaron bertanya dengan pelan agar mulutnya tidak dibungkam lagi oleh Kaze. Tapi sepertinya wajah Avaron sudah tidak memerah lagi.

Kaze menghela nafas, "Ya... Begitulah... Aku tidak suka pelajaran Bahasa Inggris." Balasnya, menatap Avaron. "Bagaimana denganmu? Kau terlihat tidak semangat masuk."

"Ah... Ya... Aku hanya tidak suka dengan gurunya." Avaron membalas, niatnya untuk membolos semakin besar, kemudian tanpa sadar ia mengucapkan sesuatu, "Bagaimana kalau kita membolos bersama-sama...?"

"Hm... Boleh juga..." Kaze membalas dengan singkat, dan juga dengan senyum, membuat Avaron yang melihat wajah Kaze memerah lagi. Sepertinya Avaron tidak akan pernah melupakan kejadian waktu itu.

"Lalu... Kita mau kemana...?" Aaron bertanya, mengalihkan pandangannya dari wajah Kaze, tetapi wajahnya masih memerah.

"Ya... Kema saja asal tidak di sini." Kaze membalas dengan senyum dan juga agak sweatdrop karena ia juga tidak tahu mau kemana. Ia mulai berjalan keluar dari gedung bagian Barat, dan juga berjalan keluar sekolah, diikuti Avaron di belakangnya.

Mereka pergi meninggalkan sekolah, berhasil membolos pelajaran terkahir di hari itu dan mereka sampai di taman.

"Sepertinya kita berhasil membolos tanpa ketahuan..." Ucap Avaron agak pelan. Baru kali ini ia membolos pelajaran di sekolahnya. Semoga nanti tidak mendapat masalah... Ia agak cemas karena sudah membolos.

"Ya begitulah. Tapi kita masih memakai seragam sekolah." Ucap Kaze, melihat ke arah Avaron yang memakai seragam lengkap. Akhirnya Kaze, yang saat itu memakai jaket berwarna coklat, melepas jaketnya dan memberikannya ke Avaron, "Coba pakai ini..."

Avaron terlihat agak bingung, "Aku?? Untuk apa??" Tanyanya, menerima jaket itu.

"Pakai saja. Kau tidak mau terlihat seperti anak sekolah kan?" Kaze membalas dengan santai.

"Oh... Baiklah..." Gumam Avaron, memakai jaketnya.

Sementara itu Kaze melepas bajunya tepat-di-depan-Avaron, membuat Avaron agak terkejut. Ternyata Kaze sudah memakai kaos lagi dan membuat Avaron yang tadi terkejut menjadi sweatdrop.

"Sepertinya kau sudah sangat siap untuk membolos." Ucap Avaron yang agak sweatdrop.

"Tentu saja." Kaze membalas dengan singkat, dengan senyumannya. "Jadi... Sekarang kita mau ngapain lagi...?" Ucap Kaze pelan, melihat ke sekeliling taman.

Avaron tidak menjawab pertanyaan Kaze, ia berjalan mendekati Kaze, "Ng... Kalau boleh bertanya... Kenapa kau bisa masuk Oozora Gakuen?" Pertanyaan yang jarang diucapkan oleh Avaron diberikan kepada Kaze.

"......" Kaze diam untuk beberapa saat mendengar pertanyaan Avaron, membuat Avaron memunculkan beberapa tanda tanya di kepalanya. "Karena sebuah kecerobohan." Ucap Kaze, terdengar tidak meyakinkan.

"Yang benar?" Avaron bertanya, mendekatkan wajahnya denga wajah Kaze. Kali ini wajah Kaze yang memerah karena perbuatan Avaron.

Kaze berjalan agak menjauhi Avaron, "Y-ya hanya karena kecerobohan saja." Ucapnya dengan senyum yang terlihat innocent. Membuat Avaron semakin tidak yakin dengan jawaban yang diberikan oleh Kaze.

Avaron berjalan mendekati Kaze, memberikan pertanyaan yang sama, "Yang benar?" Kali ini nada bicaranya benar-benar terdengar tidak yakin, atau mungkin tidak puas dengan jawaban Kaze. "Tidak mungkin hanya karena kecerobohan kau sampai masuk ke Oozora Gakuen, benar?" Tambahnya, dengan senyum yang terlihat sangat polos.

"....." Kaze diam saja mendengar ucapan Avaron yang masuk akal. Tidak mungkin hanya karena kecerobohan ia sampai masuk ke Oozora Gakuen. "Ya... Karena suatu hal yang bisa di bilang..." Nada bicara Kaze menjadi semakin kecil, "Memalukan..."

Avaron hampir tidak bisa mendengar ucapan Kaze, "Ng... Ya sudahlah... Lupakan pertanyaanku tadi." Ucapnya. Sepertinya Avaron masih penasaran dengan alasan Kaze sampai masuk ke Oozora, karena menurutnya Kaze adalah anak yang baik-baik saja.

"Bagaimana denganmu? Bagaimana kau bisa masuk Oozora?" Kaze memberikan pertanyaan yang sama kepada Avaron.

"Ah.. Itu..." Sepertinya Avaron ragu untuk memberitahu, "Mungkin bisa dibilang... Karena sebuah 'kesalah pahaman'." Ucapnya, dengan senyum yang innocent.

"Kesalah pahaman?"

"Ya... Kesalah pahaman..." Nada bicara Avaron kali ini terdengar agak serius, dan agak down.

- To be Continue


Ok!! Maap akherannya kea gini!! Keanya gw perlu mencari ide lg. So~ Sampe sini dl ceritanya~ maap klo singkat banget~ ^-^v

0 comments:

Post a Comment

Pages